1. Mengerahkan Apapun yang Bisa Dikerahkan untuk Pendidikan Indonesia
2. Melakukan Apapun yang Bisa Dilakukan
Di sisi lain, seandainya aku menjadi pemimpin di suatu organisasi besar, aku akan melakukan banyak hal untuk pendidikan di Indonesia.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Poin-poin tersebut mungkin hanya akan dianggap kata – kata, jika tanpa rencana yang realistis dan menjanjikan. Oleh karena itu.
Seandainya Aku Menjadi Pemimpin, Inilah yang Akan Aku Rencanakan untuk Memperbaiki Pendidikan di Indonesia.
1. Mengumpulkan Informasi
Informasi adalah lantai dari sebuah bangunan, inti dari sebuah planet, dan dasar dari banyak hal. Banyak hal sulit untuk dilakukan karena kurangnya informasi. Banyak hal gagal terwujud karena kurangnya informasi. Inilah kenapa, tahap pengumpulan informasi sangat penting untuk diawali.
Untuk kondisi saat ini, seandainya aku menjadi pemimpin, aku akan memulai sesuatu dengan mengumpulkan informasi, seperti sumber daya yang ada, teknologi yang tersedia, dana yang dapat digunakan, dan apapun yang berhubungan dengan perencanaan yang akan dijalankan.
Intinya informasi yang diperoleh harus selengkap mungkin.
Sedikit berbeda jika seandainya aku menjadi pemimpin dalam organisasi yang cukup besar. Aku akan mengumpulkan informasi yang lebih luas, seperti :
- Daerah mana yang memiliki akses pendidikan tersulit kemudian mengurutkannya
- Daerah mana yang memiliki kuantitas sekolah paling sedikit kemudian mengurutkannya
- Sekolah mana yang memiliki kualitas pendidikan yang paling rendah kemudian mengurutkannya
- Masalah apa yang paling mendesak untuk diselesaikan
Sampai informasi yang terbilang kompleks, seperti survei keefektifan kurikulum, survei bahan ajar, dan informasi lainnya.
Intinya tahap ini harus benar-benar di maksimalkan.
2. Membuat Perencanaan yang Matang
Dari informasi yang telah diperoleh, kita bisa lanjut ke tahap berikutnya, yaitu rencana. Rencana adalah tiang dari sebuah bangunan, kerak dari sebuah planet, dan pilar untuk berbagai hal. Ini sangat penting karena jika pilarnya tidak kokoh, bangunannya akan roboh.
Seandainya aku menjadi pemimpin, aku akan membuat perencanaan sematang mungkin. Dimulai dari menentukan berbagai hal yang bisa dilakukan, cara menerapkan sistemnya, dan melakukan simulasi percobaan. Jika ada kekurangan maka diperbaiki kemudian dicoba lagi hingga benar-benar bisa dilakukan.
Di sisi lain, seandainya aku menjadi pemimpin di suatu organisasi yang besar, aku akan melaksanakan rencana yang biasanya dijalankan oleh organisasi lainnya, seperti memberikan beasiswa, memberikan bantuan, membangun sekolah, memperbaiki kondisi sekolah, dan perencanaan lainnya.
Namun, aku akan mengefektifkannya dengan menggunakan skala prioritas. Maksud dari skala prioritas adalah memfokuskan diri pada satu masalah atau satu daerah terlebih dahulu. Masalah apa yang paling mendesak dan daerah mana yang perlu menjadi fokus perhatian, pertanyaan tersebut harus dijawab.
Misalkan, daerah yang perlu pembangunan secepatnya adalah daerah-daerah terpencil diperbatasan.
Pertama yang harus dilakukan adalah menambah kuantitas sekolah agar akses pendidikan mudah dijangkau dan banyak anak bisa bersekolah, kemudian lanjut pada kualitas sekolah yang berstandar nasional (penting untuk tidak setengah-setangah dalam melakukannya), dan pada akhirnya memberikan beasiswa kepada mereka yang layak.
Jika masalah utamanya sudah dijalankan, maka hal lainnya dapat dilakukan, seperti memotivasi, menyosialisasikan, dan mengaplikasikan pendidikan agar mereka tahu pentingnya pendidikan sebenarnya.
Di sinilah terdapat peran generasi muda yang lainnya, yaitu menjadi "objek" pendidikan. Dimana yang menjalankan, menikmati, dan merasakan pendidikan itu sendiri adalah generasi muda. Karena generasi muda sendiri yang merasakannya, maka generasi muda juga yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi harapan dari pendidikan itu sendiri, yaitu untuk membangun Indonesia.
Selain itu, perlu tertanam bahwa pendidikan “bukan” untuk “mendidik seseorang menjadi seorang pekerja yang berkualitas, tetapi untuk menjadi “manusia yang berkualitas”.
Jika semua orang di daerah perbatasan berpendidikan, bukankah itu artinya Indonesia kuat?
3. Bertindak Penuh
Seandainya aku menjadi pemimpin, aku pasti tidak akan melakukannya sesuatu setengah-setengah, melainkan melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Sebagian mungkin tidak menyadari bahwa banyak bantuan, beasiswa, pembangunan, dan rencana lainnya tidak benar-benar berdampak karena mereka berpikir semua masalah sudah selesai sebelum semua masalah benar-benar selesai.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seandainya aku menjadi pemimpin, keinginanku, harapanku, dan apa yang akan aku lakukan adalah berusaha memperjuangkan 3 komponen penting di bawah ini.
Pendidikan pada dasarnya akan menjadi salah satu faktor paling berpengaruh di masa depan. Berkembangnya suatu negara, majunya suatu negara, dan kuatnya suatu negara suatu hari pendidikanlah yang akan menentukannya. Oleh karena itu, seandainya aku menjadi pemimpin aku akan mengabdikan diri dengan apapun yang aku punya dan apapun yang aku bisa, untuk pendidikan di Indonesia.
Infografis |