Mengabdikan Diri dengan Apapun yang Aku Punya Dan Apapun yang Aku Bisa, Untuk Pendidikan Di Indonesia - Kirius Ilmu

Mengabdikan Diri dengan Apapun yang Aku Punya Dan Apapun yang Aku Bisa, Untuk Pendidikan Di Indonesia

Mengabdikan Diri dengan Apapun yang Aku Punya Dan Apapun yang Aku Bisa, Untuk Pendidikan Di Indonesia

Banyak orang yang berpikir bahwa peran generasi muda hanya sebagai objek dari pendidikan, padahal sebenarnya generasi muda juga bisa berperan sebagai subjek yang bisa memajukan pendidikan itu sendiri. Bahkan, baik sebagai objek maupun subjek, peran generasi muda sangat penting untuk memajukan Indonesia. Mengapa? Penjelasannya ada dalam artikel di bawah ini.
..... 


Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia?

Mendengar pertanyaan itu, sebagian banyak orang akan diam, sebagian banyak orang akan mengeluh, bahkan sebagian banyak orang akan berkomentar negatif. Mungkin hal itu dibenarkan, tetapi “tidak” bagi seorang pemimpin. Pemimpin tidak boleh diam apalagi mengeluh. Mereka harus melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk memperbaiki, memajukan, dan mengatasi masalah pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu, seandainya aku menjadi pemimpin, aku pasti akan mengerahkan apapun yang bisa dikerahkan dan melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk bisa memperbaiki, memajukan, dan mengatasi masalah pendidikan yang sekarang. Seandainya aku menjadi pemimpin, aku akan membuat rencana sematang mungkin untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Seandainya aku menjadi pemimpin, aku akan membangun apapun yang bisa dibangun untuk memperbaiki, memajukan, dan mengatasi masalah pendidikan di Indonesia.

----------------------------------------------------------------------------

Kita tahu bahwa dalam kondisi pandemi saat ini, pendidikan sangat sulit dijalani. Akses pendidikan yang terbatas, jaringan yang tidak merata, kecakapan teknologi yang kurang, dan berbagai masalah lainnya telah menjadi hambatan. Namun, tidak ada yang akan berubah jika kita hanya diam dan mengeluh.

Oleh karena itu, seandainya aku menjadi pemimpin, aku akan 

1. Mengerahkan Apapun yang Bisa Dikerahkan untuk Pendidikan Indonesia


Aku pasti akan mengerahkan apapun yang bisa dikerahkan untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia. Dimulai dengan mengerahkan sesuatu yang paling sederhana, yaitu mengerahkan waktu dan tenaga semaksimal mungkin.

Waktu dan tenaga untuk apa? Untuk bertindak sebagai pemimpin. 

Aku akan mengerahkan waktuku untuk menjadi pemimpin yang baik dan bertanggung jawab. Aku akan membimbing dan mengatur rencana untuk membantu mengatasi masalah pendidikan di Indonesia.

Ini mungkin tidak ada hubungannya langsung dengan pendidikan, tetapi ini adalah salah satu faktor penting yang menentukan konsistensi sebuah organisasi atau lembaga dalam memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia.

Tentu bukan hanya itu.

Seandainya aku menjadi pemimpin, saat ini, di era pandemi, maka aku akan mengerahkan sumber daya yang ada, seperti teknologi, uang, kemampuan, kelebihan, dan lain sebagainya untuk membantu mengatasi masalah pendidikan di era pandemi saat ini.

Di sisi lain, seandainya aku menjadi pemimpin di suatu organisasi yang besar, dengan sumber daya yang melimpah, aku akan mengerahkan sumber daya yang ada untuk membangun sekolah yang layak, membantu siswa yang memiliki motivasi, dan membuat pendidikan tersebar secara merata.

2. Melakukan Apapun yang Bisa Dilakukan


Seandainya aku menjadi pemimpin, aku akan melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia. Ada banyak hal, seperti,

1. Menggunakan kewenanganku sebagai pemimpin.

Dengan cara membimbing anggota untuk berpikir, merencanakan, maupun bertindak untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia

2. Memimpin organisasi untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital.

Dan melakukan hal yang lainnya.

Selain itu, ini juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk berperan sebagai "subjek" yang dapat membantu mengatasi masalah pendidikan di Indonesia. Ada banyak hal yang bisa dilakukan generasi muda untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia, sebagiannya sudah dilakukan. 

Beberapa yang terlihat adalah grup WhatsApp sebagai tempat sharing informasi, motivasi, dan saling membantu. Ada yang mengkhususkan diri dalam bidang beasiswa, kuliah, pembelajaran, lomba, dan lain sebagainya. 

Para generasi muda, khususnya yang sudah atau sedang mengenyam bangku kuliah sebagian telah menyadari bahwa mereka harus berpartisipasi dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia, dan mereka benar-benar melakukannya dengan membagikan pengalaman mereka pada generasi yang lebih muda.

Pada dasarnya, bentuk partisipasi bukan hanya dengan membuat perkumpulan, ada juga generasi muda yang membuat video pelajaran sekolah dan membuat konten pendidikan dalam rangka memotivasi dan mensosialisasikan pentingnya pendidikan.

Sebagai pemimpin, tentu perlu adanya apresiasi dan dukungan pada generasi muda yang berusaha ikut membantu memperbaiki pendidikan di Indonesia. 



Di sisi lain, seandainya aku menjadi pemimpin di suatu organisasi besar, aku akan melakukan banyak hal untuk pendidikan di Indonesia. 

Dimulai dari hal yang sederhana, seperti menambah kuantitas sekolah di daerah–daerah terpencil, memperbaiki kualitas sekolah di daerah–daerah terpencil, memotivasi para pelajar di daerah terpencil, mensosialisasikan pentingnya pendidikan, dan lain sebagainya.

Sampai skala kompleks, seperti mengkaji, menyarankan, bahkan jika bisa, ikut memperbaiki kurikulum pendidikan yang perlu diperbaiki.

Meskipun mungkin, semua itu kurang tepat untuk dilakukan pada kondisi saat ini, tetapi untuk jangka panjang, hal itu harus dipersiapkan dan dilakukan.

--------------------------------------------------------------------------------------------

Poin-poin tersebut mungkin hanya akan dianggap kata – kata, jika tanpa rencana yang realistis dan menjanjikan. Oleh karena itu.

Seandainya Aku Menjadi Pemimpin, Inilah yang Akan Aku Rencanakan untuk  Memperbaiki Pendidikan di Indonesia.

1. Mengumpulkan Informasi



Informasi adalah lantai dari sebuah bangunan, inti dari sebuah planet, dan dasar dari banyak hal. Banyak hal sulit untuk dilakukan karena kurangnya informasi. Banyak hal gagal terwujud karena kurangnya informasi. Inilah kenapa, tahap pengumpulan informasi sangat penting untuk diawali.

Untuk kondisi saat ini, seandainya aku menjadi pemimpin, aku akan memulai sesuatu dengan mengumpulkan informasi, seperti sumber daya yang ada, teknologi yang tersedia, dana yang dapat digunakan, dan apapun yang berhubungan dengan perencanaan yang akan dijalankan.

Intinya informasi yang diperoleh harus selengkap mungkin.

Sedikit berbeda jika seandainya aku menjadi pemimpin dalam organisasi yang cukup besar. Aku akan mengumpulkan informasi yang lebih luas, seperti :

  1. Daerah mana yang memiliki akses pendidikan tersulit kemudian mengurutkannya
  2. Daerah mana yang memiliki kuantitas sekolah paling sedikit kemudian mengurutkannya
  3. Sekolah mana yang memiliki kualitas pendidikan yang paling rendah kemudian mengurutkannya
  4. Masalah apa yang paling mendesak untuk diselesaikan

Sampai informasi yang terbilang kompleks, seperti survei keefektifan kurikulum, survei bahan ajar, dan informasi lainnya.

Intinya tahap ini harus benar-benar di maksimalkan.

2. Membuat Perencanaan yang Matang



Dari informasi yang telah diperoleh, kita bisa lanjut ke tahap berikutnya, yaitu rencana. Rencana adalah tiang dari sebuah bangunan, kerak dari sebuah planet, dan pilar untuk berbagai hal. Ini sangat penting karena jika pilarnya tidak kokoh, bangunannya akan roboh.

Seandainya aku menjadi pemimpin, aku akan membuat perencanaan sematang mungkin. Dimulai dari menentukan berbagai hal yang bisa dilakukan, cara menerapkan sistemnya, dan melakukan simulasi percobaan. Jika ada kekurangan maka diperbaiki kemudian dicoba lagi hingga benar-benar bisa dilakukan.

Di sisi lain, seandainya aku menjadi pemimpin di suatu organisasi yang besar, aku akan melaksanakan rencana yang biasanya dijalankan oleh organisasi lainnya, seperti memberikan beasiswa, memberikan bantuan, membangun sekolah, memperbaiki kondisi sekolah, dan perencanaan lainnya.

Namun, aku akan mengefektifkannya dengan menggunakan skala prioritas. Maksud dari skala prioritas adalah memfokuskan diri pada satu masalah atau satu daerah terlebih dahulu. Masalah apa yang paling mendesak dan daerah mana yang perlu menjadi fokus perhatian, pertanyaan tersebut harus dijawab.

Misalkan, daerah yang perlu pembangunan secepatnya adalah daerah-daerah terpencil diperbatasan.

Pertama yang harus dilakukan adalah menambah kuantitas sekolah agar akses pendidikan mudah dijangkau dan banyak anak bisa bersekolah, kemudian lanjut pada kualitas sekolah yang berstandar nasional (penting untuk tidak setengah-setangah dalam melakukannya), dan pada akhirnya memberikan beasiswa kepada mereka yang layak.

Jika masalah utamanya sudah dijalankan, maka hal lainnya dapat dilakukan, seperti memotivasi, menyosialisasikan, dan mengaplikasikan pendidikan agar mereka tahu pentingnya pendidikan sebenarnya. 

Di sinilah terdapat peran generasi muda yang lainnya, yaitu menjadi "objek" pendidikan. Dimana yang menjalankan, menikmati, dan merasakan pendidikan itu sendiri adalah generasi muda. Karena generasi muda sendiri yang merasakannya, maka generasi muda juga yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi harapan dari pendidikan itu sendiri, yaitu untuk membangun Indonesia. 

Selain itu, perlu tertanam bahwa pendidikan “bukan” untuk “mendidik seseorang menjadi seorang pekerja yang berkualitas, tetapi untuk menjadi “manusia yang berkualitas”.

Jika semua orang di daerah perbatasan berpendidikan, bukankah itu artinya Indonesia kuat?

3. Bertindak Penuh



Seandainya aku menjadi pemimpin, aku pasti tidak akan melakukannya sesuatu setengah-setengah, melainkan melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Sebagian mungkin tidak menyadari bahwa banyak bantuan, beasiswa, pembangunan, dan rencana lainnya tidak benar-benar berdampak karena mereka berpikir semua masalah sudah selesai sebelum semua masalah benar-benar selesai. 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seandainya aku menjadi pemimpin, keinginanku, harapanku, dan apa yang akan aku lakukan adalah berusaha memperjuangkan 3 komponen penting di bawah ini.


Pendidikan pada dasarnya akan menjadi salah satu faktor paling berpengaruh di masa depan. Berkembangnya suatu negara, majunya suatu negara, dan kuatnya suatu negara suatu hari pendidikanlah yang akan menentukannya. Oleh karena itu, seandainya aku menjadi pemimpin aku akan mengabdikan diri dengan apapun yang aku punya dan apapun yang aku bisa, untuk pendidikan di Indonesia.

Infografis
Please write your comments