(1) Definisi Strategi
Strategi adalah rancangan
jangka panjang yang berisi pola langkah dan kebijakan terarah untuk
mencapai tujuan utama dan mendapatkan keunggulan kompetitif.
- Inti Konsep: Strategi adalah seni menggunakan kecakapan dan sumber daya
organisasi untuk mencapai sasaran melalui hubungan yang efektif dengan
lingkungan yang saling menguntungkan.
- Fungsi Utama: Menetapkan tujuan jangka panjang, program tindakan, dan alokasi
sumber daya yang dibutuhkan
- Pandangan Alternatif (Mintzberg): Strategi bukan hanya rencana (plan), tetapi juga pola (pattern),
yang berarti strategi bisa muncul dari keputusan yang tidak sepenuhnya
direncanakan (emergent strategy)
- Tujuan:
Memperoleh keunggulan kompetitif dan menetapkan arah perusahaan
untuk masa depan.
(2) Definisi
Manajemen Strategis
Manajemen Strategis
adalah serangkaian aktivitas, prosedur, dan proses pengambilan keputusan
(meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) yang dilakukan oleh seluruh
jajaran organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang secara efektif..
Tujuannya adalah
untuk memastikan organisasi dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya,
beradaptasi dengan lingkungan yang berubah (internal dan eksternal), serta
mencapai visi, misi, dan tujuan jangka panjang organisasi secara efektif dan
berkelanjutan (mencapai keunggulan kompetitif).
(3) Definisi
Stakeholder, Lengkap dengan Bagan-nya
Definisi
Stakeholder:
Stakeholder adalah
kelompok atau individu yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian
tujuan organisasi. Mereka tidak hanya terbatas pada pemegang saham, tetapi juga
mencakup pihak-pihak lain yang berkontribusi terhadap keberhasilan organisasi.
Kategori Stakeholder
Stakeholder dibagi
menjadi dua kategori utama:
|
Kategori |
Deskripsi Singkat |
Contoh Pihak |
|
Stakeholder Internal |
Pihak
yang berada di dalam organisasi dan berperan langsung dalam operasional serta
keberlangsungan organisasi. |
Pemilik
(Owners), Manajer (Managers), Karyawan (Employees),
Dewan Direksi, Keuangan, Penjualan, Pemasaran. |
|
Stakeholder Eksternal |
Pihak
di luar organisasi yang dapat dipengaruhi atau memengaruhi organisasi secara
signifikan. |
Pelanggan
(Customers), Pemasok (Suppliers), Pemerintah (Government),
Kreditur (Creditors), Masyarakat luas (Society), Pemegang Saham
(Shareholders). |
(4) Keterkaitan
Manajemen Strategis dengan Stakeholder
Manajemen strategis
memiliki hubungan yang erat dengan stakeholder karena keberhasilan
perusahaan sangat bergantung pada hubungan dengan pihak-pihak berkepentingan
tersebut.
- Dampak Keputusan: Setiap keputusan strategis berdampak langsung maupun tidak
langsung pada stakeholder (pemegang saham, karyawan, pelanggan,
dll.).
- Peran Stakeholder: Stakeholder memberikan input penting dalam
analisis lingkungan (seperti SWOT) dan mengawasi jalannya strategi.
- Risiko Kegagalan: Strategi yang tidak disetujui atau gagal melibatkan stakeholder
utama berisiko gagal diimplementasikan (Contoh: konflik sosial pada
perusahaan tambang).
- Meningkatkan Keberlanjutan: Keterlibatan stakeholder meningkatkan legitimasi
dan keberlanjutan strategi, memperkuat kepercayaan, dan daya saing
perusahaan.
- Dampak Kunci:
- Pekerja:
Keterlibatan dalam perumusan strategi meningkatkan motivasi kerja
dan pemahaman tentang pentingnya produktivitas.
- Investor/Pemegang Saham: Strategi yang baik membuat organisasi lebih profitable
dan dijadikan alat ukur untuk menilai kinerja dan kelayakan
investasi.
(5)
Tujuan-Tujuan Manajemen Strategis
Tujuan utama
manajemen strategis adalah memastikan organisasi mencapai tujuan jangka
panjangnya secara berkelanjutan.
- Mencapai Keunggulan Kompetitif yang
Berkelanjutan (Sustainable Competitive
Advantage).
- Menetapkan Arah Jangka Panjang organisasi melalui penetapan visi, misi, dan tujuan yang jelas.
- Memastikan Perusahaan dapat
Beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal
(memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman).
- Mengintegrasikan Seluruh Fungsi
Manajemen (lintas fungsi) untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
- Mendorong Inovasi dan keunggulan operasional.
- Menjaga Kepentingan Berbagai Pihak (stakeholder).
(6) Proses
Manajemen Strategis
Proses manajemen
strategis adalah sebuah siklus yang terus berputar untuk mencapai
perbaikan berkesinambungan. Secara umum, proses ini terdiri dari 4-5 tahapan
utama:
- Tujuan Strategis / Penetapan Arah (Strategic
Intent) / Analisis Lingkungan (Environmental Scanning)
- Aktivitas Kunci: Menentukan Visi, Misi, Tujuan, dan Nilai-nilai
organisasi.
- Analisis Lingkungan: Melakukan analisis Internal (Kekuatan & Kelemahan)
dan Eksternal (Peluang & Ancaman).
- Alat: SWOT,
PESTEL, Porter’s Five Forces.
- Perumusan Strategi (Strategy
Formulation)
- Aktivitas Kunci: Mengembangkan strategi berdasarkan hasil analisis.
- Tindakan:
Menetapkan tujuan jangka panjang, menyusun berbagai alternatif
strategi, dan memilih strategi terbaik (misalnya: diferensiasi,
kepemimpinan biaya, atau fokus).
- Implementasi Strategi (Strategy
Implementation)
- Aktivitas Kunci: Mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan dan
operasional.
- Tindakan:
Merancang struktur organisasi, mengalokasikan sumber daya,
membuat kebijakan, dan mengelola SDM serta pemasaran.
- Evaluasi dan Pengendalian (Strategy
Evaluation and Control)
- Aktivitas Kunci: Memastikan strategi berjalan dengan baik dan relevan terhadap
perubahan lingkungan.
- Tindakan:
Mengkaji ulang faktor internal/eksternal, mengukur kinerja
(berdasarkan KPI/Balanced Scorecard), dan melakukan koreksi atau
perbaikan terhadap kekurangan.
- Pembelajaran dan Adaptasi (Dianggap sebagai siklus lanjutan)
- Menjadikan organisasi sebagai learning
organization dan menggunakan feedback untuk perbaikan strategi
berkelanjutan.
(7) Pentingnya
Mempelajari Manajemen Strategis Sesuai Bidang Keahlian
Mempelajari
manajemen strategis memungkinkan profesional mengintegrasikan keahlian
teknis dengan visi bisnis organisasi, sehingga mereka tidak hanya menjadi
ahli teknis, tetapi juga pengambil keputusan strategis.
|
Bidang Keahlian |
Pentingnya Manajemen
Strategis (Kunci) |
|
Teknik Informatika (TI)/IT |
Menghubungkan TI dengan
Tujuan Bisnis: Memastikan teknologi (sistem, aplikasi, infrastruktur) selaras
dengan visi dan misi organisasi. Keunggulan Kompetitif: Menjadikan teknologi
(seperti cloud, AI, ERP) sebagai alat pembeda dan menciptakan
nilai tambah melalui inovasi digital. Pengambilan Keputusan
Optimal:
Memberikan dasar pertimbangan kuat untuk keputusan teknologi (misalnya:
memilih cloud vs. server lokal), mempertimbangkan efisiensi
biaya, ketahanan sistem, dan dukungan jangka panjang. |
|
Pemasaran |
Arah Jangka Panjang: Mengarahkan strategi
pemasaran (segmentasi, positioning, target) agar merek unggul. Analisis Pasar: Membaca tren, perilaku
konsumen, dan kompetitor untuk menyesuaikan produk/jasa. Peningkatan Daya Saing: Merancang keunggulan
kompetitif berkelanjutan melalui inovasi (misal: digital marketing). |
|
HRD (Sumber Daya Manusia) |
Keselarasan SDM: Memastikan pengelolaan SDM
(rekrutmen, pengembangan) selaras dengan tujuan perusahaan. |
|
Video Editor / Freelancer |
Personal Branding: Menentukan spesialisasi
dan membangun personal brand. Analisis Bisnis: Menganalisis kompetitor,
menentukan strategi harga (pricing strategy), dan
mengidentifikasi target klien yang menguntungkan. |
|
Pengembangan Perangkat
Lunak |
Integrasi Data: Memungkinkan penerapan
sistem seperti ERP untuk integrasi dan efisiensi alur informasi. Pemasaran Strategis: Memanfaatkan Website
sebagai sarana pemasaran real-time dan online. |
(8) Pentingnya
Manajemen Strategis dalam Kegiatan Perusahaan
Manajemen strategis
sangat penting karena memberikan pedoman, arah, dan kerangka kerja untuk
pengambilan keputusan, yang memastikan perusahaan dapat bertahan,
berkembang, dan mencapai tujuan di tengah persaingan ketat dan perubahan
lingkungan bisnis.
|
Poin Kunci |
Penjelasan Singkat |
|
1. Memberikan Arah dan Tujuan Jelas |
Bertindak
sebagai kompas dan peta perusahaan, menetapkan Visi dan Misi
jangka panjang, sehingga semua anggota organisasi bekerja ke arah yang sama,
menghindari berjalan tanpa arah. |
|
2.Mencapai Keunggulan
Kompetitif |
Memberikan
sesuatu yang membedakan perusahaan dari pesaing, memungkinkan
perusahaan untuk unggul dan memenangkan persaingan. |
|
3. Proaktif dan Adaptasi Terhadap Perubahan |
Memaksa
perusahaan untuk melihat ke depan (prediksi masa depan) dan mengantisipasi
tantangan (proaktif), seperti perubahan teknologi, tren pasar, dan
regulasi, alih-alih hanya bersikap reaktif. |
|
4. Optimasi Alokasi Sumber Daya |
Membantu
menentukan di mana uang dan tenaga (sumber daya terbatas) harus
ditempatkan, memastikan alokasi ke aktivitas krusial dan menghindari
pemborosan. |
|
5. Dasar Pengambilan Keputusan Objektif |
Menjadi
panduan utama saat mengambil keputusan besar, memastikan keputusan
didasarkan pada data dan analisis (objektif) dan sejalan dengan
rencana strategis. |
|
6. Peningkatan Kinerja dan Profitabilitas |
Perusahaan
yang menerapkannya secara sistematis cenderung memiliki kinerja keuangan
yang lebih baik (penjualan, profitabilitas, produktivitas) dan tumbuh
berkelanjutan. |
